Tangguh arti harfiahnya adalah perkiraan atau taksiran. Dalam
dunia perkerisan maksudnya adalah perkiraan zaman pembuatan bilah keris,
perkiraan tempat pembuatan, atau gaya pembuatannya.
Karena hanya merupakan perkiraan, me-nangguh keris bisa saja salah atau keliru. Kalau sebilah keris disebut tangguh Blambangan, padahal sebenarnya tangguh Majapahit, orang akan memaklumi kekeliruan tersebut, karena bentuk keris dari kedua tangguh itu memang mirip. Tetapi jika sebuah keris buatan baru di-tangguh keris Jenggala, maka jelas ia bukan seorang ahli tangguh yang baik.
Walaupun sebuah perkiraan, tidak sembarang orang bisa menentukan tangguh keris. Untuk itu ia perlu belajar dari seorang ahli tangguh, dan mengamati secara cermat ribuan bilah keris. Ia juga harus memiliki photographic memory yang kuat.
Mas Ngabehi Wirasoekadga, abdidalem Keraton Kasunanan Surakarta, dalam bukunya Panangguhing Duwung (Sadubudi, Solo, 1955) membagi tangguh keris menjadi 20 tangguh. Ia tidak menyebut tentang tangguh Yogyakarta, melainkan tangguh Ngenta-enta, yang terletak di dekat Yogya. Keduapuluh tangguh itu adalah:
Karena hanya merupakan perkiraan, me-nangguh keris bisa saja salah atau keliru. Kalau sebilah keris disebut tangguh Blambangan, padahal sebenarnya tangguh Majapahit, orang akan memaklumi kekeliruan tersebut, karena bentuk keris dari kedua tangguh itu memang mirip. Tetapi jika sebuah keris buatan baru di-tangguh keris Jenggala, maka jelas ia bukan seorang ahli tangguh yang baik.
Walaupun sebuah perkiraan, tidak sembarang orang bisa menentukan tangguh keris. Untuk itu ia perlu belajar dari seorang ahli tangguh, dan mengamati secara cermat ribuan bilah keris. Ia juga harus memiliki photographic memory yang kuat.
Mas Ngabehi Wirasoekadga, abdidalem Keraton Kasunanan Surakarta, dalam bukunya Panangguhing Duwung (Sadubudi, Solo, 1955) membagi tangguh keris menjadi 20 tangguh. Ia tidak menyebut tentang tangguh Yogyakarta, melainkan tangguh Ngenta-enta, yang terletak di dekat Yogya. Keduapuluh tangguh itu adalah:
- Pajajaran
- Tuban
- Madura
- Blambangan
- Majapahit
- Sedayu
- Jenu
- Tiris-dayu
- Setra-banyu
- Madiun
- Demak
- Kudus
- Cirebon
- Pajang
- Pajang
- Mataram
- Ngenta-enta,Yogyakarta
- Kartasura
- Surakarta
Sementara itu Bambang Harsrinuksmo
dalam Ensiklopedi Keris (Gramedia, Jakarta
2004) membagi periodisasi
keris menjadi 22 tangguh, yaitu:
- Tangguh Segaluh
- Tangguh Pajajaran
- Tangguh Kahuripan
- Tangguh Jenggala
- Tangguh Singasari
- Tangguh Majapahit
- Tangguh Madura
- Tangguh Blambangan
- Tangguh Sedayu
- Tangguh Tuban
- Tangguh Sendang
- Tangguh Pengging
- Tangguh Demak
- Tangguh Panjang
- Tangguh Madiun
- Tangguh Koripan
- Tangguh Mataram Senopaten
- Mataram Sultan Agung
- Mataram Amangkuratan
- Tangguh Cirebon
- Tangguh Surakarta
- Tangguh Yogyakarta
Sumber : http://indokeris.blogspot.com/2012/12/tangguh-perkiraan-masa-pembuatan-keris.html